Agustus lalu, blog ini menulis posting mengenai bagaimana kasus HAM Papua mempengaruhi Pilpres, http://banundisimon.blogspot.com/2018/08/bagaimana-kasus-ham-papua-mempengaruhi.html so, mengapa, jawabannya sederhana dari penulis yang sederhana alias bukan pakarnya, karena Pilpres 2019 nanti akan jadi pentas yang paling seksi enak ditonton (diikuti).
Lihat untuk selanjutnya bagaimana "hoax" menjadi trending topic pada moment-moment jelang Pilpres ini, blog ini sudah tulis lagi beberapa waktu sebelumnya tentang "perang hoax"http://banundisimon.blogspot.com/2018/09/anda-berada-dalam-perang-hoax.html
Kini, makin seksi modelnya seiring-berjalannya waktu, "Sarumpet dan dugaan kontra intelijen"..!. Benarkah demikian, sekali lagi tulisan ini bukan untuk profokasi, menghasut, atau mendukung pihak kiri atau kanan, bahkan penulis tidak pernah miliki atensi politik dan ekonomi apapun pada blog ini, melainkan hanya sekedar menulis guna mengembangkan wawasan berpikir yang lebih kreatif dan yang kedua, konten posting ini hanya sekedar ungkapan dari kebebasan dan kemerdekaan menyampaikan pendapat secara lisan yang dijamin undang-undang sesuai prinsip utama pada blog ini (silahkan lihat pada header blog).
Ok, dilanjutkan, drama "hoax sarumpet" rupanya sukses menyihir media-media cetak, elektronik bahkan kalangan generasi milenial yang sibuk menghabiskan waktu membully sang "sarumpet", ada yang bahkan no-comment terhadap pemberitaan sarumpet dan milih simpati terhadap korban bencana alam Palu, seperti saya.
Judul posting ini diambil hanya untuk sekedar kajian dan analisa awam saja, "Sarumpet dan dugaan kontra intelijen".
Ratna Sarumpet, aktifis ulung ini, kita tahu bukanlah orang bodoh dia tentu tahu betul resikonya jika terlibat dalam masalah seperti "heboh hoaxnya", tapi bagaimaan itu bisa terjadi. Untuk menyimak lebih jauh soal Sarumpet.
Pertama kita masuk ke Pilpres, kita tahu hanya ada dua kandidat capres, dipastikan saat ini telah terbagi kiblat perpolitikan negri ini menjadi dua bagian, sehingga "capres kosong satu" dan "capres kosong dua" hanyalah simbol dari dua blok politik ini, dan deretan para prajurit berbintang ambil bagian bahkan perannya masing-masing pada kedua blog ini.
Mereka tentu tak bakalan bergabung secara kosong begitu saja, melainkan taktik intelijensi mereka akan turut disertai dalam mendukung misi-misi pribadinya. disinilah proses saling memetakan kekuatan dan kelemahan itu bakal tersaji.
Kedua, kita masuk pada "Sarumpet dan heboh hoaxnya", Sarumpet ini aneh bisanya kosong dua diobrak-abrik..!
tapi tunggu dulu...!
Bisa saja pada level perseteruan yang lebih tinggi "orang termasuk seorang tokoh bisa saja tidak peduli dengan nama baik, harga diri dan lain sebagainnya dengan target bagaimana agar tujuan bisa tercapai, lihat contoh kasus Hitler yang membantai Jewish sekalipun dikecam dunia, malahan pantang mundur dan tanpa rasa bersalah ingin membinasakan ras tersebut. Sarumpet tentu sudah disiapkan atau entahlah dalam suatu design yang bukan penganiayaan, misalnya "kita bisa menguji insidn penjarahan di Palu pasca bencana alam, semula media-media memberitakan isu penjarahan kemudian mengklarifikasi tidak ada penjarahan akhirnya diberitakan lagi ada penjarahan dan Polisi kemudian bergerak cepat menangkap puluhan penjarah dan diumumkan "para penjarah orang luar Palu".
Pertanyaan kemudian, siapakah mereka (para penjarah) itu ? apakah ini by -design ? lihat kosong satu akhirnya berupaya menetralkan situasi ini dengan berpergian ke Palu dari istana sebanyak dua kali hanya dalam tempo lima hari saja. (Tulisan ini sekali lagi bukan untuk menghasut /provokasi).
Tidak lama kemudian di Jakarta "Sarumpet dan Heboh Hoaxnya" pecah. pertanyaannya apakah Palu (pola insiden penjarahan) sedang menyajikan pentas yang akan meluas lagi ? sehingga digeruduk Sarumpet dengan tujuan memutuskan scenario operasi ini ? disinilah dugaan kontra Intelijennya.
Ketiga, "Sarumpet dan heboah hoax-nya" benar-benar dimanfaatkan oleh dua kubuh blok politik negri ini untuk memainkan next agendanya.
Kesimpulannya terlalu dini untuk menebak siapa yang menang pada episode awal ini dan dapat dipastikan perseteruan politik ini akan terus meningkat step by step dan juga design by design oleh aktor-aktor cerdas .
"Sarumpet dan dugaan kontra intelijen". semoga tulisan ini menambah wawasan analisis kita sebagai warga Negara dalam menyongsong Pilpres yang gaul tahun depan..!***Black_Fox