Sebuah SMA Di Kota Sentani tahun 2001, ketika
suhu politik Papua begitu menghangat-hangatnya, maklum baru setahun sebelumnya
Gusdur (Presiden RI kala itu) membolehkan Bendera Bintang Kejora berkibar di
Tanah Papua, belakangan Ibu Mega yang mengganti Gusdur sebagai Presiden RI melarang bendera itu berkibar sebagai imbalannya
diberikan “Otonomi Khusus Papua”.
Otsus
kemudian jadi buah bibir banyak orang sebagai kesempatan bagi putra-putri daerah (Papua) untuk menjadi
tuan di negri sendiri bahkan diberbagai bidang pekerjaan. kegembiraan ini yang
turut dirasakan para siswa kelas III SMA di Kota Sentani, betapa tidak tahun
sebelumnya tamatan 2000 bisa dengan mudah masuk menjadi Bintara Polri, semangat
inipula yang membakar Tony yang duduk dibangku kelas III jurusan IPS untuk
usai tamat nanti berniat melamar untuk menjadi calon siswa Bintara Polri di
Polda Papua.
Tony, ketika itu
seorang anak muda Papua tampan yang cukup gagah, sebab bawahanya yang dari
keluarga disiplin, ia bukan pria perokok, tidak juga akrab dengan Miras membuatnya
menjadi lelaki cukup ganteng yang mempesona aura pria-nya, namun sayang, Ia tidak
terlalu populer dibanding siswa ganteng lainnya di kelas, karena pembawannya
yang satu itu, "kurang gaul", pendiam, murung bertemu orang atau teman siapapun
bicara seperlunya saja alias to the
point, membuatnya kurang dikenal.
Namun,
Tony termasuk siswa yang cukup cerdas diatas rata-rata, rangking raportnya
biasa rangking IV atau V dalam tiap caturwulan, dia punya salah satu hobby khas,
menyanyi juga bermain guitar.
Jumat
pagi menjelang siang itu, …!! Ketika siswa kelas III baru usai ujian Ebtanas
dan hanya jalan-jalan masuk sekolah sambil tunggu hasil ujian yang akan
dimumumkan pihak sekolah beberapa minggu kedepan.
Tony,..!! ko ada bikin apa..kita latihan lagu,..?? sapa Ida, teman
kelas Tony.
“Trada.. ida.., tapi sa tra bawa gitar ..!!”. Jawab Tony, lantas. (karena tony, juga
punya gitar tua yang biasa dibawah ke sekolah)
“Itu, ada Ona pu gitar .!
Jena ada pinjam kutik..kutik gitar tapi dia tra tau
main gitar” . balas Ida.
(Jena
adalah siswa kelas I SMA yang akrab dengan Ida, lantaran famili dalam keluarga
mereka, tetapi bagi Tony, Jena si gadis berdarah campuran Serui - Fakfak ini begitu
special, Tony di dalam diam begitu mengagumi Jena, si adik kelas yang kerap
datang mengunjungi Ida)
Oh.. yoo..ii . tempo. Tapi..Ona..!, Yansen..? Tanya
Tony.
Kalau Ona, dia yang bawa gitar tu, dari tadi su
siap, latihan lagu, ..Yansen nanti paling sebentar Ona bilang dia gabung. Jawab Ida.
“Jenaa..!
mari,..”
Ida memamanggil Jena karena, gitar sementara
di Jena, Jena datang dan dikenalkan Ida pada Tony.
“Tony,. Ini Jena, sa pu ade famili, anak kelas 1…:”, sambil
berjabat-tanga dengan Jena, Tony pura-pura tra kenal sambil salaman, tapi dalam
hati mulai bergolak, Tony sendiri tra tau pacaran tapi gadis ini seperti
mengajarinya sebuah arti menyukai lawan jenis.
Siang
itu mereka bersiap latihan lagu yang disiapkan Ida, karena biasanya nanti
setiap hari Sabtu siang seluruh siswa dari kelas I – III kususnya Kristen akan
dikumpulkan jadi satu untuk ibadah bersama di aula, jadi kalau hari jumat atau
ada waktu kosong pelajaran di kelas, sering siswa-siswi yang suka mengisi vocal
group akan latihan lagu yang nanti dibawakan pada ibadah Sabtu.
Selang
beberapa menit kemudian, Ona masuk ke ruang kelas.. Jena lantas
memberitahukan..
K,’ Ona kita latihan lagu.. tu., sa suda kasi gitar
sama ka tony. dan k’ Ida ada tunggu
lagi.
“ohh. Ayoo..
Jen”,
ajak
ona sambil berjalan bersama Jena menuju Ida dan Tony. Ona adalah teman sekelas, Tony.
Ida.. mana lagu yang ko tulis ?? Tanya Ona,
Siippp.. ada nee..!!! (balas ida), Ona baru yansen ?
Tanya Ida.
Lantaran
Yansen adalah pacar Ida tapi hubungan mereka putus sambung, Yansen juga biasa
bergabung latihan lagu dan bernyanyi bersama, dia guitaris cadangan kalau Tony
tidak ada.
“Jiiihh..tadi dia ada diluar, terserah kalau dia mo gabung..”.
Balas Ona, singkat.
“Yooii. Suda”
Jawab Ida.
Tony,
Ona, Ida dan Jena melanjutkan latihan lagu tanpa Yansen, Tony sendiri dalam
latihan punya hati berbunga-bunga pasalnya kehadiran Jena, pokoknya trada yang
lain, Jena andai saja sa deng ko pacaran.
Sepanjang
latihan lagu, Tony penuh dengan lamunan terhadap Jena, Jena ko ada pikir sa ka tidak ee..? pikir
Tony dalam hati sambil mengiringi dalam alunan melodi merdu pada tiap bait lagu
yang dinyanyikan dengan serius oleh Ida, Ona dan Jena si pujaan hati.
Tiba..tiba..
Ehh..
ko tra konsentrasi skali, ko main di nada salah, kitong menyanyi jadi kacau
Ton..!!, .
.Ida
mengagetkan Tony.
Tony,pun
kaget bukan main dari lamunan ..sambil lanjut menyesuaikan petikan senar gitar
ikuti lagu.
(aduhh
untung dong tra tau, ini gara..gara..
Jena saja ne., jawab Tony dalam hati
sambil senyum-senyum), Ona dan Ida tidak sadar, kalau latihan lagu kali ini
dengan kehadiran bintang tamu Jena membuat Tony tampil tra seperti biasa. Tony memang su lama ee. naksir Jena, sewaktu MOS
(Masa orientasi siswa baru) di SMA yang diikuti sebagai siswa baru, tapi Tony yang anak pendiam, kurang bergaul
kadang malu untuk tampil dimuka membuat impian dan benih..benih rasa terhadap
Jena hanya tersimpan di dalam hati. Tetapi siang ini dia begitu dekat dimuka.
Hanya hitungan menit, sebentar selesai latihan lagu Tony tahan sebentar si dia
dan utarakan isi hati secara langsung saja kan selesai… tapi bagi Tony ini
pekerjaan berat seperti angkat semen tonasa 2 sak di bahu. Atau minta bantuan
Ona, kalu masih trabisa Ida saja yang paling dekat dengan Jena karna sebagai
famili.. itupun tra bisa juga bagi
Tony si anak pendiam ini.
Siang
itu, latihan lagupun berakhir tepat pukul 12 siang..
“Ayo.. kitong pulang sudah.. ini su siang ..” ajak Ona kepada Tony, Ida dan Jena.
“Ayo, suda.”.jawab Ida dan Jena hampir bersamaan
Biasanya
dihari jumat, jam 11 siang kelas pada umumnya mulai sepi dan lebih cepat waktu
pulangnya.
Sampe jumpa besok, balas Tony..!!
“Yombeks... Ton .. besok ko yang main gitar sudah,
Yansen kalau besok ada sesuaikan saja..” jawab Ida.sambil
merapikan tas dan gitar yang dikembalikan Tony.
Siang
itu Tony pulang dengan hati ceriah tapi penuh gunda gulana, masa untuk minta
Jena sabar sebentar saja dan mengungkap isi hati "i love you" saja tidak bisa tu..
Sambil
berjalan bersama ke pagar luar sekolah, sesekali Tony melempar pandangan ke
arah Jena dan dibalas dengan pancaran senyum manis yang datar.
Tony seakan hancur, masa tra mampu bilang..(sa sayang ko) tu. ###
Berpisah
siang itu dan menunggu untuk Sabtu besok bertemu lagi di ibadah bersama antar
kelas bagi Tony seperti menunggu 1 abad lamanya. Tony pulang dengan hati penuh
kacau balau, ada rasa menyesal.. ada rasa marah kepada diri sendiri.. kenapa sa terlahir sebagai anak pendiam yang
kurang gaul ka..? Tony bergumam dalam hati.
****
Esok
harinya, Sabtu. Pukul 2 siang. Lonceng sekolah berbunyi tanda usai jam belajar
seluruh siswa kelas 1 – 3 yang Kristen dengan sendirinya berkumpul diruang aula
sekolah untuk beribadah.
“K’Ona
tadi pagi K’Ida ada sakit makanya tidak masuk…” kata Jena, memberitahu.
“Oh.iyo,
ka Jena,..! sayang.. Sebentar siang pulang Sekolah, Jena temani kitong ke
dia ee..?
Jena, hanya menganggukan kepala, tanda setuju.
Ona
memberikan Gitar kepada Tony, sambila berkata.
“Tony, kita tiga
menyanyi Ida tra gabung, karna sakit..”
“”..Ohh..Iyo, tra papa..” sahut Tony
sambil mengambil gitar, akan tetapi sorot mata Tony seperti tidak bosan-bosan
untuk menatap Jena si gadis manis, senyum memukau selalu terpancar tak
putus-putus dari gadis ini.
Ade.. ini de suda pu pacar ka blum ee..?? kenapa sa pu hati dari kemarin kacau skali sama
dia..? dia tahu ka tidak sa naksir
skali sama dia.. ?? pertanyaan yang memantik belahan jiwa Tony ketika bersiap
untuk ikut ibadah Sabtu siang ini. Semua sudah mulai siap untuk ibadah, Ona
sudah kedepan dan memberikan informasi pada MC mengenai vocal group dari mereka
yang sebentar akan mengisi dalam ibadah, “Trio IPS” begitu nama group mereka
yang disampaikan Ona pada MC, meskipun si Jena masih kelas I SMA tapi bagi Ona itu
tra penting dia masuk sebagai “Trio IPS untuk bawa vocal sebentar”.
Sewaktu
ibadah akan berjalan, Tony si pemalu duduk dengan teman-teman lelaki, begitu
juga Jena yang duduk bersama teman-teman siswa kelas I.
Sementara
ibadah berjalan, Ona tiba-tiba merasa tidak enak badan, keringat dingin dan mual. Ona akhirnya tidak ikut ibadah dan sudah
tidak sanggup untuk pamit ke Tony dan Jena lalu pulang tanpa memberitahu.
Ibadah terus berlangsung hingga
tiba pada giliran, Trio IPS mendapati kesempatan pertama dipanggil ke depan
untuk membawa vocal group melalui lagu yang telah disiapkan.
Pembawa
liturgi memanggil :
kami memberi kesempatan kepada “Trio IPS” untuk
membawakan lagu yang telah disiapkan. (Trio IPS mendapati giliran
pembuka)
Mendengar
panggilan pembawa liturgi , Tony si pemalu duduk diam menunggu dan berharap Ona
dan Jena lebih dulu maju, tetapi Ona rupanya tidak muncul, Jena kemudian
mengambil inisiatif maju ke depan dan berharap Ona segera menyusul, tetapi
tidak juga. Tony pun demikian mulai bertanya tanya dalam hati, kenapa Jena
saja, mana Ona ?? aduh semua mata mulai lihat saya, baru saya, pegang gitar lagi.
Tony
memegang gitar sambil maju ke depan dengan perasaan yang malu, gugup, stres trada Ona, grogi untuk pertama kalinya
mendampingi Jena dimuka umum berdua. Ini keadaan akan bagaimana nanti, Ida, Ona,
Yansen kalian siang ini bunuh saya..pikir Tony dalam hati sambil bersiap-siap
gitar untuk berdua bernyanyi bersama si Jena.
Jena nampak biasa saja, tetapi Tony yang terlihat kaku, spontan membuat Jena juga
terpengaruh untuk gugup dan kaku. Ternyata benar..ramalan Tony, keadaan akan
kacau. lagu yang dilatihan lain, Tony bermain gitar dan menyanyikan lagu lain,
Jena pun malu-malu ikuti saja Tony menyanyikan lagu yang belum pernah Jena sendiri
tahu.😇. Semua mata siswa dan guru yang hadir dalam ibadah mengangah dua insan
didepan sambil senyum-senyum. Tony pun buru-buru mengakhiri nyanyian bait ref
yang seharusnya dinyanyikan 2 kali tetapi cuma sekali saja oleh Tony dan
selesai.
Tony
benar-benar membuat Jena juga malu hancur dimuka.. tapi lantaran kaka kelas,
Jena diam dengan senyum manisnya sambil pikir apa yang barusan terjadi bersama
Tony.
Usai
ibadah, sewaktu hendak pulang. Jena menghampiri Tony dan memanggil.
“K’Tony, K’ Ton….!tadi itu.!!!!.”😅😇 tony balik
dengan rasa gugup terhadap lawan jenis yang dikaguminya ini.
Jena
belum bicara, Tony su hancur senyum-senyum tapi tra ketawa bokar ingat
tadi bawa vocal di depan ... tetapi Tony cukup pandai dan segera berpikir, ini
kesempatan untuk ungkap isi hati sayang pada Jena. Aduh tapi bagaimana ee.. ? sa bilang apa duluan ee ke dia ?? tanya
Tony dalam hati.
Eeehh…mmmm… addeee… ahh.
Tony
kembali lagi dengan gugupnya diam berhadapan dengan si manis Jena, sementara
Jena layaknya gadis Polos sehingga belum pandai baca situasi Tony yang takaruan
itu.
Kenapa kaka,? Tanya Jena,
ingin tahu.
Ahh..
trada Adee.. baru Ona tadi..??
(tony
tra sanggup, dan ubah haluan pertanyaan untuk menjaga sang ade tersanyang tetap
ada didekatnya).
“Oh.iyo, k’Tony baru sa juga tadi cari di kaka dong
pu teman-teman III IPS tapi tidak ada k Ona..” balas Jena.
“Sudah Adee.. ayo kita antar gitar ke rumah Ona skaligus
cek dia di rumah ka ..” ajak Tony pada
Jena pujaan hatinya. ..
“Oke.. Kk trus kita masing-masing pulang. ..” Balas Jena.
Hheemmm..!!! barangkali ini
akan jadi kesempatan lagi. Sa bisa bicara secara langsung sa pu isi hati sama
Jena.. aduh tapi bagiamana ee.. sa
gugup skali, gumam Tony dalam hati
ketika berjalan bersama Jena ke rumah Ona yang cuman berjarak sekitar 100 meter
dari sekolah.
Beberapa
menit kemudian, di rumah Ona. Tony dan Jena berpapasan dengan Ayah Ona yang
juga guru Matematika di sekolah.
Selamat siang Bapak..!!, sapa Tony.
“Selamat siang..Nak, oh. Perlu Ona ? dia tadi pulang
sakit ada baring-baring di kamar..” Jawab Ayah Ona.
“..Ooohh.. ka, Ona Sakit ka Bapak??..Jena bertanya.
“Iya, nak... mari masuk saja,. Bapak ada keluar
sebentar..”,
Ayah Jena mempersilahkan Tony dan Jena masuk ke dalam rumah.
Tony
dan Jena masuk ke dalam rumah dan Ibu Ona mempersilahkan Tony dan Jena menuju
kamar Ona. Di kamar, Ona yang sedang
tidur nampak pucat karen sakit. Ibu Ona hanya masuk dan memberitahukan kalau
Ona ada sakit lambung yang kambuh lagi, Ona akan diantar ke dokter praktek sore
nanti. Beberapa menit kemudian Tony dan
Jena setelah mengembalikan gitar milik ona lalu, pamit Pulang dari rumah Ona.
Diluar
sewaktu Jena akan ikut ojek untuk pulang, Tony kembali lagi dengan aksinya
mencegat jena, kali ini agak berani.
Jenn.. sa ada perlu ko..?
(tony
su tra mau panggil ade.. mungkin panggil adee akan bikin Tony penakut dan
gugup).
Apa tu kaka..? Jena bertanya
“Heemm… !! besok sudah,..”
Tony rasa Iba sudah siang lagi, baru ojek pas
kebetulan ada. Meski demikian, Tony amat kecewa setelah Jena naik ojek dan
melambaikan tangan pada Tony diikuti pesona senyum manis. Masa sudah
berkali-kali sa tra sanggup utarakan sa pu isi hati itu..Tony kecewa pada
diri sendiri. Jena kayaknya belum punya pacar, sa tra pernah lihat ada laki-laki satu yang jalan deng dia, skrang kalo sa
lama-lama begini baru ada yang masuk ungkap dong
pu isi hati ke dia ..?? adoo.. Tony bertanya dalam hati sambil kawatir brat
Beberapa
hari kemudian, Jena datang dan
berdasarkan saran Ida bahwa Tony hebat dan slalu mendapati Nilai bagus
dalam bahasa inggris, akhirnya Ida jadi perantara untuk meminta bantuan Tony
lihat soal bahasa Inggris tugas rumah Jena.
Tony sebenarnya malas kalau itu dari Ida, tetapi begitu diketahui dari si pujaan hati,
Tony akhirnya bersedia membantu sepenuh hati. Tony akhirnya menemukan ide untuk
mengatasi kesulitannya ungkap isi hati ke Jena. Yaitu selip surat di dalam buku
Jena. Tony berpikiran bahwa buku toh pasti Jena sendiri yang akan buka dan biar
dia lihat sendiri dan membaca suratnya.
Ok, baik. Nanti sa lihat Jenn.. yang mana..? Tanya Tony.
Yang ini kaka ..! Jena
menjelaskan PRnya pada Tony.
“Nanti sa isikan
jawaban skaligus.. Jen tunggu sebentar.”
Kata Tony, sambil membawa buku PR milik Jena.
“Sipp ..kaka..! makasih…” Jawab Jena yang
polos.
Sekitar
30 menit kemudian, Tony yang cukup mahir bahasa Inggris sudah mengembalikan
hasil pekerjaan bantuannya pada Jena. Sewaktu Jena trima buku dari Tony, Jena sempat
melihat surat. Jena bilang Kaka..? Tony sudah buruh-buruh berlalu ke tempat lain.
Jena lalu pergi ke kelasnya, Jena tidak terlalu pikirkan surat, Jena mulai
melihat hasil kerjanya (tugas rumah) yang dibantu Tony sudah beres, Jena mulai
merasa tenang, dan pulang ke rumah, karena tugas rumah akan dikumpul esok
harinya.
Di
kamar di rumah. tiba-tiba Jena teringat. Kalau tadi ada sepucuk kertas di dalam
buku yang dikembalikan Tony. Jena mulai penasaran dan membaca.
Tony
menulis!
“Ade.. Jena Yang
Tersayang…”.
Maaf, saya menulis disurat ini, saya ingin
mengatakan bahwa saya sangat mencintai dirimu, dan rindu untuk menjadi kekasih
hati mu. Sudah lama saya mengenal kamu
sewaktu Masa Orientasi itu, saya senang lewat ida. Sa jadi dekat dengan kamu dan
kini ungkapan hati ini saya tulis kepada mu seorang.
Dengan penuh kasih sayang, saya menunggu kamu membalas surat ini.
Salam sayang
Tonny..”
Usai
membaca surat Tony, Jena yang polos dan belum pernah kenal dan alami jatuh cinta kaget, serba
bingung dan merasa aneh untuk sesuatu yang baru.👩😇
Jena
mulai membayangkan Tony. Dia pria pendiam, tidak perokok, juga miras.
ka
ida pernah bilang dia termasuk siswa cerdas. Oh.iya, (jena teringat) PR bahasa
inggris ku saja dia kerjakan dengan baik skali. Tapi sa harus bagaimana ? sa blom
tahu pacaran. Pikir Jena dalam hatinya yang polos.
Hari
demi hari Tony menanti jawaban Jena pujaan hatinya, hingga kini Tony mulai
disibukan dengan aktifitas barunya yaitu mempersiapkan surat-surat untuk
administrasi lamaran ke Polda Papua. Sebagai putra daerah asli Papua, sekalipun
Ijasah belum keluar tetapi Tony hanya
berbekal surat pengganti ijasah dapat memproses segala adminstrasi. Tony mulai
sibuk foto copy dan lain sebagainya berkas - berkas surat, namun diwaktu-waktu kosong, Tony selalu membayangkan
Jena.
Jena
pun mengalami hal yang serupa, tidak lagi melihat Tony bersama Ida dan Ona di sekolah. Benih – benih
rasa itupun mulai timbul di dalam lubuk hati Jena dan mulai mengenal arti rindu
diam-diam, sang kaka kelas yang mulai tidak kelihatan.
Jena-pun
akhirnya menyiapkan surat balasan, tetapi
Tony dimana ? ketemu nanti dimana ? titip surat lewat siapa ?? Tanya Jena dalam
hati. Sesekali waktu, Jena bertanya sepintas kepada Ida untuk menghindari
kecurigaan Ida bahwa Jena mulai jatuh hati pada Tony.
Ka’Ida.. baru Ka'Ida rencana kuliah ka ??.. Tanya jena
pura-pura dalam pertanyaan permulaan.
Iya, rencana sih begitu jen..!!! jawab ida.
“Baru ka’Tony ..? ?” jena lanjut
bertanya serius.
“Tony
Di SPN atau Di Polda mungkin, itu sama-sama dengan Yansen dorang, kayaknya mulai test atau pemeriksaan ka..” .
Ida menjawab seadanya saja, karena tidak
begitu tahu Tony, karena memang Tony tidak biasa berbagi cerita aktifitasnya ke
teman-teman sekelas.
Jena,
Nampak murung mendengar jawaban, Ida yang melihat keadaan Jena lantas bertanya.
Kenapa
Jen..?
“Aahh..
tidak kaka ..”
Jawab Jena sambil menyembunyikan rasa yang dialaminya.
Pada
suatu kesempatan, Jena akhirnya setelah
mendapati kabar dari Ida dan Ona bahwa Tony juga ikut test dan sudah masuk pada
tahap pemeriksaan uji Psikologi bersama Yansen. Jena hari itu, hari sabtu melucur ke Jayapura dengan harapan jika ada
kesempatan, Jena ingin bertemu langsung Tony dan membalas surat tony secara
langsung.
Siang
itu, calon siswa Bintara usai ujian psikologi tingkat daerah di SPN Jayapura,
satu persatu keluar.. Jena menunggu dan menunggu, Tony tidak muncul batang
hidungnya.
Tiba
..tiba..
“Hi…Adee..??” Yansen mengaggetkan Jena
Hemm… Kk.. aduh..sa kaget
lagi. Jena terkejut.
Perlu sapa ade ? tinggal disini ka ? koq. sa blom
pernah lihat ?? Yansen bertanya penuh selidik.
Trada
kk..?? Jena spontan membalas.
baru.??
Yansen
melanjutkan Tanya. Tetapi Jena potong
dan balik bertanya.
Kaka sa boleh Tanya, ka ? baru da lihat,
ka Tony ? ..
Hheemmm… sa
curiga ni.. ?😉 Yansen menjawab. Tapi dalam hati, sambil heran. Bisa tu, Tony si
pendiam tu bikin ade ini datang.
“aah jang begitu .ka sa tanya serius.. “
balas Jena
sambil malu-malu.
Yansen
menjawab dan Menjelaskan :
Sa juga cari dia ade, kita satu regu.. tapi.. dia tra
kelihatan..sudah pemeriksaan kesehatan Tahap I dia lolos, tapi tadi ujian Psikologis de trada,
de dapat panggil juga tu.
Setelah
mendengar penjelasan Yansen, Jena pulang dengan hampa, tidak menjumpai Tony
dambaan hatinya, sebab Yansen memang tidak tahu juga kalau pada saat yang
bersamaan Tony si pendiam sedang memasukan berkas persyaratan test UMPTN (Ujian
Masuk Perguruan Tinggi Negri) di Uncen, akhirnya Tony pada waktu yang bersamaan
fokus ke Polda dan Uncen, tetapi kemudiab Tony korbankan urusan ke Polda dan
masuk mengikuti ujian tertulis di Uncen, Tony rupanya beruntung lolos seleksi jalur
UMPTN dan diterima masuk sebagai mahasiswa
diperguruan tinggi ternama di tanah Papua.
Sejak
saat itu Tony dan Jena akhirnya benar-benar berpisah di dalam kasih yang terpendam,
cinta begitu kuat saat itu, akan tetapi Tony melihat Jena disisi kejahuan yang
dipikirkan mungkin Jena tidak menerima cintanya, sebaliknya Jena pun melihat
Tony disisi yang sama bahwa kaka Tony mungkin sudah menjadi anggota Polri dan
melupakan dirinya, Jena tidak pernah tahu kalau Tony sudah menjadi mahasiswa di
Universitas Cenderawasih dan masih selalu mengenang dan membayangkan dirinya.
Cinta
memang tak selamanya harus menyatu.. “Tony Kasih Yang Terpendam”.
Disuatu
senja, Kota Bintuni awal Maret, 2018
Karya
cipta : Moneste.
Sumber
Foto : Ilustrasi, diambil dari afro-american female & male collage
university US.