Membaca Novel aprila yang ketiga ini
pertama saya teringat, Jurnalis Rebbeca Alice Henschke dari BBC Indonesia yang
diusir terakhir ini terkait rencana liputan kasus Asmat 2018, empat tahun sebelumnya
Jurnalis Thomas Dandois dan Vallentina Bourrat jurnalis dari TV Arte Perancis justru
ditangkap dan dijebloskan ke Penjara di Wamena, 2014.
Papua memang miliki sejarah kelam soal
pembatasan jurnalis asing untuk masuk Papua, konten Novel Sentuh Papua menceritakan
kisah ini dari perspektif jurnalis under-cover, saya harap setidaknya policy-maker di Negara ini jika membaca
dapat merenungkannya dalam kacamata yang adil untuk dunia jurnalistik di West
Papua, sebab seingat saya Pak Jokowi sendiri yang berkata pada Mei 2015, Jurnalis asing
boleh dan bebas masuk ke Papua,http://tabloidjubi.com/16/2015/05/09/jokowi-mulai-besok-minggu-105-akses-jurnalis-asing-ke-papua-dibuka/ akan tetapi faktanya saya tidak mau menjawab,
anda boleh memilih dan menjawab sendiri.
Dan yang kedua, Sentuh Papua, yang
diungkap penulis diambil based from the real story mungkin kata yang tepat
menurut saya adalah “Novelisasi Sejarah West Papua”. Saya kaget kalau kawan
aktifis yang berkiprah di dunia jurnalis ini mampu mengukir goresan sastra yang
patut menjadi legenda novelist Papua.
Berbekal background jurnalis, dia bisa
lakukan riset hebat yang cukup sunyi, kadang (kalau) diungkap media demi
kepentingan-kepentingan tertentu para oknum dan elit haus yang serakah.
Kisah perjalanan 15.000 miles, 153 hari
satu cinta seorang jurnalis Under-cover asal Belanda yang mengunjungi Papua
tahun 2015 dikemasnya cukup rapih dalam karya sastra “Sentuh Papua”, sentuh
sejarah, sentuh ruang sunyi yang terisolasi diatas Tanah Papua bagi pemilik
Negeri dan dunia yang penasaran untuk tahu.
Bertemu Richard Yoweni (hal:85)
Tanah Merah (hal:162)
Big Fish (hal: 191)
Yang ditermuat dalam Novel ini adalah tema-tema yang epic, spektakuler dan paling berani untuk jurnalis wanita, Aprila.
Disini saya kira aktifis dan
kawan-kawan Pengacara Hak Asasi Manusia West Papua wajib miliki Novel ini, agar
bisa menambah wawasan berpikir yang tajam terhadap sejarah West Papua.
Ini bersumber dari wawancara-wawancara keren
nan jitu yang tra dapat ditemui di google, saya sendiri mengetahui RY, Tanah
Merah dan Big Fish, akan tetapi sepintas lewat tulisan ilmiah George Junus.
Aditjondro. Namun terkadang ada juga beberapa sumber referensi media on-line yang
patut diragukan kebenaran informasinya.
So perfect, disini akhirnya bisa
mengetahui lebih mendalam para tokoh paling legenda dalam dunia perjuangan West
Papua.
Terkadang kita berbicara dan mengeluh terlalu
besar dari apa yang bisa kita lakukan untuk Tanah ini dan sejarahnya hari ini,
esok dan kedepan, disini makna sentuh Papuanya.
Thank u friend #Aprila Wayar to do
“novelisasi sejarah west papua”, respect and
proud to you. ***Black_Fox
Sumber : Novel "Sentuh Papua" Karya Sastra Aprila Wayar