Flag of the Marshall Islands |
Terdiri dari 29 atol dan 5
pulau, Marshall Islands merupakan Negara kecil di gugus kepulauan Micronesia,
Samudera Pasific. Marshall Islands (Kepulauan Marshal) adalah nama yang berikan
oleh British Naval Captain (Kapten AL Inggris) Jhon Marshall pada tahun 1788,
tetapi Marshall Islands tidak terus diokupasi menjadi daerah koloni inggris.
Pada tahun, 1885 Jerman
pernah terlibat konfrontasi militer dengan Spanyol di Pulau ini, Spanyol takluk
dan Jerman sempat menguasai Marshall Islands.
Di tahun 1914 ketika mulai pecah
World War I [Perang dunia pertama], Jepang masuk dan mengokupasi kepulauan Marshall,
Jepang membangun based military di pulau ini yang mengakibatkan konflik militer
harus pecah antara Jepang dan Armada tempur Amerika yang menggeserkan armada
pertahanan ke pacific untuk dikuasai, nanti di tahun 1944 barulah US/Amerika sukses
menggusur Jepang keluar dari Marshall Islands.
Sewaktu Amerika menduduki
Marshall Islands, berbagai kegiatan militer dioperasikan di kepulauan ini,
terutama selama berlangsung perang dunia I – II bahkan hingga sampai saat ini,
berbagai uji coba program senjata nuklir, bom hidrogen dan misil penghancur milik
militer Amerika menjadi saksi bagi kepualan ini, terutama di pulau Bikini dan
Eniwetok, kemungkinan juga Bom Atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasakhi
Jepang 1945 dipasok dari Marshall Islands.
Ditahun 1947, Marshall
Islands resmi menjadi wilayah control administrasi Amerika sampai dengan tahun
1979 barulah US melepas control secara longgar untuk memerdekakan Marshall
Islands menjadi state sougvernity Negara berdaulat. dan seterusnya
1986, Pemerintah US dan Marshall Islands terlibat dalam penandatanganan “a compact of free association”, yang
mengisyaratkan Amerika tetap menggunakan beberapa pulau dari Marshall Islands
sebagai basis untuk program – program militer dan pangkalan militer termasuk di pulau Kwajelin
tetap dapat dimiliki oleh Amerika.
Marshal Islands menjalankan
ibu kota pemerintahannya di Atol Ebeye, yang berlokasi di pulau Majuro, bentuk
pemerintahan Republik, mata uang US Dollar dan English sebagai bahasa resmi
Negara serta lagu kebangsaan “Forever Marshal Islands”, Penduduk Negara ini
diprediksi sekitar 25.500 jiwa.
Masalah
Internal dan Kepedulian Terhadap West Papua
Marshall Islands adalah Negara
yang cukup parah menghadapi masalah climate
chances perubahan iklim yang dewasa ini menerpa bumi, sebagaian dari
atol-atol kepulauan dari Negara ini terancam hilang dari peta dunia, beberapa
pakar mengungkap diatas 2040 sebagian besar atol di Marshal Islands dapat
lenyap. Tetapi pemerintah Negara ini mempunyai kepedulian yang besar sekali
terhadap penduduk west Papua yang mengalami pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Ms. Hilda C. Heine (Foto IST.) |
Hilda C. Heine, Presiden
Marshall Islands adalah pemimpin yang mewakili kepulauan ini untuk bersuara
terhadap United Nation terhadap apa yang dialami penduduk pribumi west Papua.
“karena pentingnya Human Rights bagi Negara kami, saya meminta dewan HAM PBB untuk menginisiasi investigasi yang kredibel atas pelanggaran HAM di West Papua....”
Demikian kutipan teks
pidato, presiden Marshall Islands, secara prinsip mungkin saja Marshall Island
berpandangan bahwa climate chances yang dihadapi negaranya bisa saja akibat
dari pelanggaran hak-hak masyarakat di Papua terutama penebangan liar,
perluasan hutan konservasi dan APL dari hutan lindung di Papua telah
menimbulkan masalah mencairnya es dikutub yang lalu membawa bagi Negara-negara
kepulauan di pacific.
Thank you Ms Heine and also
our brothers and sisters in Marshall Islands, we always prayer for God to protect
and blessed you all everytime, your support for the human rights who was make
us to feels we are the realy brotherhood.***Black_Fox
Sumber Posting
ini diolah dari berbagai sumber on-line media
hanya untuk
persahabatan dan hak asasi manusia.