Doc Arsip Pribadi |
Sewaktu buku ini dilouncing, I’m so very curious dengan buku ini, “INTELIJEN DAN PILKADA, PENDEKATAN
STRATEGIS MENGHADAPI DINAMIKA PEMILU”. Saya kemudian terpaksa kontak
beberapa orang kawan untuk bisa mendapati buku by Facebook Messenger and juga
Whatsapp (WA). Kemudian saya akhirnya bisa dapati buku ini di Kota Denpasar - Bali
dalam satu trip ke Daerah itu awal Juni 2018.
Buku setebal 225 halaman ini paling sederhana ditulis dalam gaya bahasa
simpel sehingga memudahkan berbagai kalangan untuk memahaminya dengan baik.
Disini terdapat kontribusi pemahaman mengenai bagaimana sebuah pencapaian
kekuasaan itu diperoleh, dipertahankan dan bahkan diseting sedemikian rupa. Why
? karena faktanya “Politik dan Intelijen itu sesuatu yang tak dapat dipisahkan”,
bedanya Politik diungkap penulis sebagai ilmu atau cara-cara untuk mendapati
atau merebut kekuasaan sedangkan intelijen adalah kegiatan atau sebua proses
yang dibangun dengan system tahapan “cycle of intellijence” untuk tujuan
kekuasaan.
I remain the author, Ms Stepi Anriani miliki base
data and her experience yang akurat sehingga bisa berpikir untuk menghadirkan
buku ini bagi pecinta intelijen seperti saya, Huuu....uu.hh. Semoga tra berlebihan.
tidak sekedar itu saja, penulis so pasti punya
prediksi dari analisa intelijen hari ini untuk 5 tahun bahkan 20 tahun yang
akan datang.
Let’s go, for
all of you kawan-kawan millenial saya yang baik entah sebagai aktifis, human
rights defender, Lawyer, jurnalis dan akademisi, buku Intelijen ini tidak
mengulas hal-hal berkaitan dengan isu-isu criminal, human rights, terrorism
atau radikalisme, namun saya menyarankan kawan-kawan pantas miliki buku terbitas
KOMPAS GRAMEDIA ini.
Whats-up..? Melalui buku ini kita diantar penulis untuk
mengenal lebih dekat dunia Intelijen lebih dari sekedar dugaan kita selama ini.
Sebelum adanya buku ini saya mengerti terminology Intelijen yang berasal dari
bahasa inggris “intelligence” yang
berarti kecerdasan.
Skip - buku ini mengantar lebih dalam intelligence
itu misalnya Intelijen sebagai Informasi [Hal 4], Intelijen sebagai pengetahuan
[hal 10], Intelijen sebagai produk [hal 12], Intelijen sebagai kegiatan
[hal14], disini ada banyak kegiatan seperti :
·
Penelitian
·
Kontra intelijen
·
Operasi intelijen.
·
Spionase
·
dan penyamaran
berikut Intelijen sebagai proses [hal 28],
Intelijen sebagai organisasi [hal 29] kita dapat melihat perbandingan dinas
intelijen di beberapa Negara, Intelijen sebagai profesi : agen atau analis
serta tugas dan peran intelijen. Kesemuaan ini suatu rangkaian yang boleh
dikata cerdas dan taktis, sehingga bila terjadi cara tak cerdas boleh kita
mengatakannya bukan intelijen profesional.
Penulis buku ini mengantar kita untuk belajar dari
sejarah Intelijen (kisah) Ken Arok yang mengkudeta kekuasaan dari Tunggul
Ametung di kerajaan Singosari tanpa membuat tangan Arok berdarah.
Ada juga kisah si agen wanita tahun 1876, Matahari,
nama aslinya Margaretha Geertruidar berkat kemampuan menguasai 6 bahasa asing, ia
bekerja sebagai double agent (agen ganda) pada masa itu untuk Jerman dan Prancis.
Serta belajar dari kisah Bapak Intelijen
Indonesia, Ali Murtopo dan Beni Moerdani yang setia melayani kepentingan
Soeharto pada masa jaya.
Jika anda, aktifis yang ingin terjun ke dunia politik. Buku ini
menyajikan beberapa data terkini yang tepat sangat penting untuk berpikir
strategis dalam menghadapi pertarungan Pemilu/Pilkada tahun 2018 ini hingga
2019. It is exactly to menggunakan perspektif Intelijen mengatur peran dan tugas
success team (tim sukses) agar memenangi Pemilu [Hal177]. Penulis buku juga
mendesain strategi pemenangan Pemilu versi Penulis [hal 182]. Termasuk strategi
perang di dunia maya.[187], anda perlu tahu, “Kampanye negative dan black
campaign berbeda”, kampanye negative membuka aib atau kasus negative masa lalu
lawan. Sedang black campaign menyebarkan aib yang tidak ada fakta. Dan mengenai
Penggalangan : pendekatan intelijen mengenai bagaimana meyakinkan seseorang
untuk menyukai dan mengikuti apa yang kita inginkan. Sebagai nasihat teknik
penggalangan yang dilakukan secara keliru akan terkesan seabagai pencitraan.
Menghadapi lawan, belajar dari teori “art of war” karya Sun Tzu, “pemimpin perang akan mencapai
kemenangan dengan sangat efektif jika menggunakan logistic dan tenaga seminimal mungkin”.
Back to the context, mengapa buku ini teramat penting bagi kalangan
non-politisi, karena judul dan konten buku ini “INTELIJEN DAN PILKADA” akan
tetapi materi saya boleh menyebut layaknya mikroskop bagi siapapun untuk bisa
melakukan strategi menghadapi hal diluar pemilu seperti halnya advokasi
kepentingan masyarakat sipil. Disini yang dibutuhkan “intelligence”nya,
dampaknya wawasan perencanaan, wawasan kerja hingga analisisnya cerdas dan
meluas meluas tanpa batas.
So anyway..! Di-abad ini, capacity ini yang dituntut. Thank you.
Kampung Damai, Bali Awal Juni 2018.
Judul Buku :
Intelijen dan Pilkada, Pendekatan
Strategis Menghadapi
Dinamika Pemilu
Penulis :
Stepi Anriani
Penerbit : PT. Grahamedia Pustaka, Jakarta