Foto : Ist |
Ini
merupakan kritisi terhadap pers dan media-media lokal serta nasional Indonesia
mengenai apatisme mereka untuk menjadi independensi dalam penyaluran informasi.
Beberapa
bulan ini, pasca Presiden RI Jokowidodo met dengan belasan elit tokoh dari
Papua, disepakati sebuah pola penyelesaian masalah antara Jakarta dan Papua
yaitu melalui sebuah dialogue yang diterjemahkan kemudian menjadi “dialog
sektoral”.
Dalam ini
(dialog) membicarakan masalah –masalah seperti bidang kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, lingkungan hidup, kehutanan sebagai agenda dialog sektoral, hal
berdasarkan ungkapan PR. Neles Tebay.
Pater
Neles Tebay, berdasarkan sebuah sumber mengungkap, bahwa dia ditunjuk secara
resmi dalam pertemuan di istana untuk menjadi person incharges dialogue between Jakarta and West Papua.
Pers pun ramai-ramai menyeroboti berita ini layaknya ikan yang kelaparan
ditengah kolam, entah publik menanti dengan antusias berita tersebut atau
tidak, pokoknya Koran cetak maupun on-line patut menghebohkannya.
Perekembanganpun
akhirnya berubah, pasca ULMWP berbicara soal menolak dialog sektoral juga
kebebasan untuk menentukan nasib sendiri and pada General debate of the 72nd session (UNGA), Negara berdaulat
Solomon Islands, Diplomat mereka Mr. Manasseh Sogavare, (Prime Minister) said,
The Solomon Island condemned consistent human rights violations in west Papua,
he said adding that the people there had never been allowed to exercise their
right to self determination.
And
then Vanuatu Prime Minister, Charlot Salwai Tabimasmas appealed to the UN Human
Rigths council to investigate violation in west papua.
Sungguh
ironi, Media-media lokal dan nasional di Papua Barat kemudian berdiam dari
pemberitaan dialog di UN Headquarters, New
York city (US) September 12th 2017.
So, Padahal,
publik sangat berharap mangakses peluang dan pilihan mana yang akan digunakan
dalam menyelesaiakan hubungan Politik, Jakarta dan West Papua.
Apabila
media, terus berapatis demikian, media sesungguhnya mewakili dan berada dipihak
mana? Andai media netral, di dalam pihak mana netral itu diposisikan. Media
sendiri terakhir ini belum menginterview kalangan utama indigenous peoples di
west Papua mengenai keinginan mereka apakah dialog sektoral dari Pemerintah
Indonesia apakah-benar di setujui andai sosialisasi – sosialisasi telah
dilakukan oleh Pater Tebay, and how to build the dialogue process.