Karya : Julio Sandia
Cerita
ini mengambil latar sebuah kota Teluk yang sangat indah, Kota Jayapura. Diawali
dari seorang gadis bernama Rika yang sekian tahun menjalin cinta dengan Yusak,
laki laki yang sangat tampan dan baik dimatanya, namun dalam perjalanan cinta
mereka, Yusak memutuskan hubungan cinta indah itu, hanya karena berpaling hati
ke sahabat karib Rika, Yuli namanya. Luka hati yang dalam dan kekecewaan yang
sangat menyakitkan, Yusak tega melakukan semua itu, dan Yuli juga tega,
menghianati sahabat karibnya Rika.
Dalam
kegalauan hatinya, Rika berusaha mengisi waktu berlatih vocal group di
kompleksnya, sebuah sikap yang bijak, cara berpikir positif yang didapat dari
orang tuanya dan pendidikan yang diperolehnya sebagai seorang mahasiswi Fakultas Hukum sebuah universitas ternama di
Jayapura.
Disuatu
sore yang indah dan tenang, seorang pemuda bernama Bernard, datang bertamu ke
rumah Rika. Kedatangan Bernard bukan tanpa rencana, sedari tadi Bernard sudah
nongkrong di mata jalan, jadi dia tau persis kalau orang tua dan saudara saudara
Rika sedang keluar. Sebuah rencana lama yang yang tertahan.
Untuk
menutupi perasaan grogi atau untuk membangkitkan keberaniannya atau entah untuk
apalah, Bernard mampir di sebuah warung kecil langganan dia dan teman temannya,
membeli sebotol yance (yang ceper), istilah buat salah satu jenis minuman
keras.
“Sore
Rika..”
Sapa
Bernard dengan suara agak pelan dan bersikap sangat manis,
Dia
takut kalu Rika bisa mencium bau minuman keras dari mulutnya.
“Sore…ada
perlu apa ni”
tanya Rika penuh selidik.
“Ah
trada, Cuma mo bertamu sama ko saja”.. jawab Bernard.
“Oh..
sa kira ada apa… mari masuk”
Rika mempersilahkan tamunya masuk.
Sebagai
seorang gadis yang selalu diajari tata karma dan sopan santun, Rika bersikap
ramah dan baik pada Bernard sore itu, lagi pula Bernard bukanlah orang asing di
mata Rika. Bernard adalah salah satu kakak di kompleksnya dan sudah berteman
sejak kecil.
“Rumah
sepi sampe”….
Kata
Bernard pura pura tidak tahu, sekaligus ingin tau situasi rumah sebab Bernard
segan pada orang tua Rika. Orang tua mereka sudah saling mengenal dan saling
menghormati, hal itu membuat Bernard perlu menjaga sikapnya.
“Mama
deng Bapa ada pi ke bapatua dong di tanah hitam, Kk Ony ada ke angkasa, Mia
deng Jose sa tra tau dong ke mana “.. jawab Rika.
“Anak
dua tu biasa, kalo jalan tra pernah kastau, tadi Mia pu teman ada cari dia juga”
Rika memberi penjelasan dengan sedikit kesal karena sikap kedua adiknya.
Oo….io..
kemana mana tu harus kase tau orang yang di rumah”… Bernard mencoba menjadi seorang
yang bijak . padahal dalam hatinya dia sangat senang.
“Ah
semoga dong smua jang kembali dulu sampe sa pulang” ucap Bernard dalam hati.
“mmmmm…
k ko minum to ….??#*!”
Tanya
Rika dengan penuh selidik, karna dia sudah tidak asing lagi dengan kebiasaan
Bernard yang notabene adalah teman sepermainan sejak kecil, sehingga mereka
sudah sangat kenal kebiasaan masing masing. Bernard tak sanggup membohongi
Rika, gadis yang sangat disukainya.
“Io..
! sedikit saja…. Tadi anana dong tahan sa di mata jalan, dong paksa sa minum
sedikit jadi sa tra enak juga”,
jawab
Bernard dalam pembelaan diri seolah-olah hal ini dilakukan karena terpaksa
padahaal…tididittt.
“Kk
kam stop minum suda ka.. tra baik buat kesehatan, merusak badan…” Rika sedikit memberi
nasehat. Walau dia sebenarnya tidak menyukai kehadiran Bernard dalam keadaan
seperti itu, namun bersikap baik dan hormat pada semua orang sudah merupakan
kebiasaan yang ditanamkan orang tua sejak kecil.
“Iyo..”
jawab Bernard singkat sambil menundukan kepalanya. Rika tersenyum mendengar
jawaban Bernard yang memang sangat tidak meyakinkan.
“Kk…
anana dong tra jadi latihan vocal grup ka ? tanya Rika yang juga merupakan
salah satu anggota vocal group di kompleksnya.
“Tra
Jadi… Kk Sefnat ada berngkat ke Genyem jadi anana dong malas latihan”, jawab
Bernard. Sefnat adalah KK di Kompleks yang suka melatih vocal group, karena
memilik bakat alami sebagai seorang seniman yang begitu pandai mengaransemen
setiap lagu. Ditangan Sefnat setiap lagu menjadi begitu indah dan penuh variasi
yang menawan
“…..Ooo”
Rika mengganggukkan kepala tanda paham
“Rika…
sa bisa bicara sesuatu ka ?”… Bernard terlihat mulai tidak sabar.
“Io..
KK bicara suda mo, ada apa ka ?” balas Rika dengan serius penuh perhatian
“Mmmm….Rika…sa
mo bilang…..sa saying ko…sa ingin pacaran dengan koi” jawab Bernard dengan
cepat dan singkat. Seolah olah dia ingin cepat cepat mengeluarkan semua yang
tertahan di hatinya.
Rika
tersenyum..
“Eh..
Kk mau minum apa ka ? sa ambil minum dulu ee”, Rika seolah berusaha mengalihkan
pembicaraan.
“Eh..mm..jang
repot repot, air putih saja” jawab Bernard yang sebenarnya tidak ingin minum,
dipikirannya hanya jawaban pasti dari Rika.
“Ok,..
sabar ee..”
Di
dapur Rika tertawa terbahak bahak dengan sikap pernyataan cinta dari Bernard.
Bagi rika itus ebuah hal yang sangat lucu dan tak pernah terpikirkan untuk menerima
cinta Bernard teman sekompleksnya yang suka mabuk dan begadang di kompleks
membuat semua orang tua di kompleks kesal. Rika cepat cepat mengambil air putih dan diantar ke depan,
tentunya dia harus bersikap baik, jangan sampai membuat Bernard kcewa dan
marah.
“Ini
… silahkan diminum..”
“Io..terima
kasih..” Bernard meminum air dari Rika dengan sikap yang dibuat sebaik mungkin,
(padahal kalu botol tu.. langsung satu napas)
“Rika..
ko belum jawab yang sa bilang tadi tu”, tanya Bernard pelan dengan muka penuh
iba, dia sangat berharap Rika menerima cintanya, cinta yang suda lama terpendam
tapi tak pernah sanggup diutarakannya. Rika yang sedang dilanda kecewa atas
keputusan sepihak dari Yusak, pria yang begitu dicintainya yang telah sekian lama
menjalin cinta dengan dirinya, mulai bimbang, ingin punya pacar lagi. “Tapi
kenapa musti Bernard, tra menarik sama skali !!!.. datang dalam keadaan lagi”
gerutunya dalam hati. Tidak ada yang bisa menandingi ketampanan Yusak,
kekasihnya yang telah meninggalkannya. Yusak yang tidak pernah minum minuman
keras, tidak merokok, dan hidup sangat teratur, sikap yang berwibawa, membuat
semua gadis di kompleks mabuk kepayang dan berlomba lomba ingin menjadi kekasih
Yusak, namun Rika lah yang berhasil mendapatkannya, walau akhirnya berlalu..
“Rika…
ko jawab saya ka’?
“Mmm
kk.. sa bukan tram au jawab, tapi masa kk tanya sa dalam keadaan minum ka
..??!!” Rika mencoba mencari jawaban yang paling bijak dibenaknya.
“Sa
tra mabuk rika, itu tadi sdikit saja”, potong Bernard dengan sedikit cemas.
Rika
mencoba menghindar dengan trik mengulur waktu agar bisa mencari alasan yang
tepat untuk menolaknya.
“Kk…nanti
hari senin sore, nanti baru sa jawab, tapi tra bole datang dalam keadaan
(Mabuk)”, cepat cepat Rika member solusi agar secepatnya terbebas dari kondisi
ini, dan agar Bernard bisa cepat meninggalkan rumahnya.
“Io..suda.
kalo begitu sa pulang suda ee, sa harap ko trima saya, sa sayang ko”
Rika
mencoba tersenyum manis.
Sore
itu Bernard pulang dengan tangan hampa, perasaan kuatir, cemas dan lega
bercampur jadi satu, lega karena apa yang ditahan tahan dalam hatinya selama
ini sudah berhasil dikeluarkan sore itu. Cemas dan kuatir menunggu apa yang
bakal dijawab oleh Rika. Menunggu hari senin 1 minggu lagi, seolah olah
menunggu waktu 1 abad bagi Bernard,
betul betul menggelisahkan dan menguras pikiran.
Akhirnya
hari yang dinanti pu tiba, Bernard ingin datang tepat waktu, dia tak ingin
membuat kesalahan sedikit pun, ajakan teman teman untuk mabuk bersama sama
sekali tak dihiraukannya, tekadnya sudah bulat, dia akan datang dengan baik dan
sopan, menerima jawaban Rika. Dan dia akan kecewa jika Rika menolak cintanya.
“Mama…
sap u kemeja biru yang kemarin tu mana ee…” tanya Bernad pada ibunya,
singkatnya Bernard tampil perfect sore itu. Bernard rapid an kemudian menuju.
“Slama
sore…!”
“Sore
Kk.. duduk di depan saja eee, mama dong ada di dalam jadi” Rika yang sudah
menunggu kehadiran Bernard mempersilahkan tamunya.Setelah mereka berdua ngobrol
sana sini, akhirnya Rika berkata.
“Kk…sa
harap kk stop minum, tra usa kumpul kumpul di mata jalan sana sampe pagi, baru ganggu ganggu perempuan yang lewat, sa tra mo
liat kk begitu lagi..!”
Bernard,
menatap Rika dalam dalam seolah mencari ketegasan, Rika tersenyum manis.
“sa
trima , KK asal patuhi sap u permintan tu” Rika suda mengambil keputusan untuk
mencoba menerima Bernard, pikirnya dari pada dia dalam keadaan kosong, apa
salahnya punya seorang pacar, toh kalau Bernard melanggar semua permintaanya,
dia akan meninggalkan Bernard. Sebuha hubungan cinta yang berimbang menurutnya,
karena dia ikut memegang kendali.
Di
relung hati paling dalam, terselip keinginan agar bisa mengubah pria yang buruk
sifat menjadi baik.
Sore
itu adalah sore terindah dalam hidup Bernard, sore itu sebuah kompleks
perumahan di Kota raja menjadi sebuah kompleks paling bersejarah dalam
hidupnya. Bukan main girangnya, betapa tidak, untuk pertama kali gadis pujaanya
menerima cintanya!! Padahal perasaan tidak yakin karena sikapnya selama ini
yang sering mabuk dan membuat onar, dan dibenci orang orang tua se-kompleks.
Rasanya
Bernard ingin melompat lompat dan salto di halaman, kalu saja dia tidak malu
sama orang tua Rika yang ada di dalam rumah.
“trimakasih…trima
kasih….trimakasih”,
ujar Bernard berulang ulang sambil mencium tangan Rika
dengan sikap yang dijaga tentu sebaik baiknya. Dalam hatinya Bernard bertekat
akan menjadi Laki laki terbaik dalam hidup rika, dia akan meninggalkan semua
kebiasaan buruknya dan akan menjaga cinta ini sampai batas kemampuannya, boleh
perlu sampai mereka berdua bahkan sampai maut memisahkan.
Sebuah
tekad membaca di dada.
Bernard
dan Rika akhirnya menjalin cinta, cinta
yang berjalan dengan sangat baik, sejajar dan tulus. Walau awalnya disambut sinis oleh keluarga dan teman teman.
Namun Rika tidak akan dihantui perasaan cemburu maupun takut kehilangan, karena
dia tau Bernard sangat mencintainya. Di dalam hatinya dia yakin trada yang mau
sama Bernard karena laki laki dihadapnnya ini terkenal brengsek di kompleks.
Seiring
waktu yang terus bergulir, Bernard menepati janjinya, berubah menjadi seorang
laki laki yang baik tidak pernah lagi minum minum. Dan nongkrong sampai pagi
lagi di mata jalan. Dari perubahan itulah maka cinta mereka makin dalam dan
kuat, keluarga Rika pun akhirnya merestui.
Kini
Bernard dan Rika telah menikah, dari hasil kerja keras Bernard, mereka berhasil
mencicil sebuah rumah kecil type RSS di sebuah kompleks perumahan. Mereka
dikaruniai Joe dan Caca, dua anak yang sangat manis dan sangat membahagiakan. Rika
makin cantik dengan kelahiran dua anaknya,
dia semakin manis dan sexy. Mungkin
itulah yang dikatakan, “hati yang bahagia membawa dampak pada fisik”.
Rika
kini makin mengerti bahwa ternyata cinta bisa datang kapan saja dan dari mana saja dan
tak pernah bisa diduga. Kasih saying yang diberikan mampu membawa Bernard
seperti sekarang ini, pria yang sangat berwibawa, dan penuh tanggungjawab dalam
kesederhanaan hidup.
“Kasih
yang tepat akan mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan. Dan seorang Rika kini
menikmati semua itu.***Black_Fox
Dikeheningan
senja lembah Kota Raja.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber
Cerpen ini diakses dari media sosial, facebook Julio Sandia dan telah
mengkonfirmasi ijin membagi ke blog ini, seluruh materi (isi) dan foto adalah
karya yang bersangkutan.
Ucapan
terima kasih, teruntuk saudara @Julio Sandia atas karya cerpen ini.