Ada hal menarik di Bulan November
2017 ini bila menyimak insiden kekerasan di areal PT. Freeport. Pertama, adanya
kelompok yang dituduh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), kedua munculnya
senjata canggih milik mereka, ketiga deklarasi perang melawan petugas keamanan
pemerintah, ke-empat tertembaknya anggota Brimob, ke-lima adanya penyanderaan
ribuan wrga sipil dib anti dan ketujua TNI dan Brimob kompak menyerbu KKB dan
menyelamatkan sandera.
Berikut fakta-fakta
Pertama : tahun 2005, Berdasarkan Kepres 64
tahun 2004, TNI ditarik dari PAM-OBVITNAS. Bila saat ini, TNI masuk di Mile /
Restrict area Freeport , sebelum hingga sesudah isu penyanderaan apakah itu
permintaan Polda ke kodam atau tidak ? kalau tidak TNI sendiri ilegal, berada
disitu.
Kedua
, bagaimana para penambang itu masuk. Ke sungai yang (disebut)
dialiri taling tambang ? kemungkinan proses penambangan ini masuk sudah salah,
akan ketahuan jika mereka dipulangkan (keluarkan) baik-baik, kecuali dipulangkan
secara rahasia, tentu juga sulit ratusan orang diplangkan secara serempak dalam
sekali waktu secara rahasia, kecuali ada cara tersendiri. Silahkan anda
menjawab caranya apa ?
Sebelumnya
ada operasi penertiban penambang ilegal oleh petugas polisi local Mimika
direstrict area freeport, dan diketahui (tertangkap tangan) ada ratusan
penambang ilegal tidak hanya masuk akan tetapi mereka juga telah bermukim di
restrict area secara melawan hukum selama bertahun-tahun.
Ketiga,
otoritas Keamanan Papua memutuskan menyerbu attack
sebuah kelompok yang disebut KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), mereka disebut
sebagai actor penyanderaan masyarakat
yang disebutkan pada point kedua diatas (penambang ilegal), akan tetapi dalam
penyerbuan tidak ada yang ditangkap untuk dibawah ke persidangan. Padahal
petugas penyerbu adalah penegak hukum (Polisi) yang tentu dalam melaksanakan
tugas mereka hanya satu tujuan law
enforcement, siapa sebenarnya yang diserbu, ?silahkan anda menjawab
Ke-empat, ok, baik jika kita menyetujui berita yang menyebut “Kopasus dan Raider” yang menyerbu kelompok penyandera (lantaran mereka
bukan penegak hukum), akan tetapi bagaimana mungkin mereka oleh pihak yang disebut
oleh seorang atas nama Sebby Sembom memakai senjata Berat roket pelontar
granat, padahal alutsista militer sejenis itu justru biasa bukan digunakan oleh
elite forces sekelas “Kopasus dan Raider” yang pergerak operasinya silience and faster, anda bisa baca
referensi operasi pembebasan sandera Prabowo untuk peneliti Lorenz di maupnduma
Mei 1996, terlepas dari kontroversinya.
Ke-lima,
mengapa akibat dari ke-empat point yang sudah diungkap diatas, ada dua perwira
Kopasus dan tiga Perwira TNI AD lainnya menolak kenaikan pangkat, ? padahal
aksi heroic ini diklaim sebagai prestasi oleh banyak kalangan. Sekali lagi .
silahkan anda menjawab sendiri.**Black_Fox
Sumber Posting diolah
dari berbagai sumber media sosial, untuk kalangan pengamat isu Hak Asasi Manusia, Politik dan Keamanan di Papua.