Doc Gambar Alm. Sahabat saya Demat |
Jokowi menurut sejumlah catatan sebelum menjabat sebagai Presiden RI ke-VII telah dua kali masuk ke Papua, kemudian
setelah menjabat Presiden RI, Jokowi datang untuk pertamakalinya dalam
kapasitas sebagai kepala negara ke Papua pada
Desember 2014 di Jayapura, artinya Pak Jokowi sudah tiga kali masuk ke
Papua. Disini secara langsung terungkap bahwa “Jokowi tak sekedar
menggunakan informasi intelijen soal Papua, tetapi Jokowi rupanya banyak mengetahui secara langsung situasi
dan catatan mengenai Papua, bahkan Jokowi menjadi Presiden pertama RI yang
merasakan langsung perayaan Natal ketika saat ada korban yang berjatuhan Di Paniai [Papua] pada Desember 2014, meskipun natal itu di tolak oleh kalangan
pimpinan gereja di tanah Papua, tetapi Jokowi nekat datang mengikuti natal di
Papua”.
Apabila Jokowi pria Solo yang lembut ini ngotot membentuk Kodam Baru di Papua untuk mendukung pengamanan rencana kunjungan beliau tiga kali dalam setahun ke Papua, tentu
sama halnya Jokowi melihat Papua sebagai masalah konflik kekerasan bersenjata
atau teroris, disini tentu kunjungan Jokowi ke Papua mirip kunjungan sang
Panglima tertinggi kepada serdadunya di medan pertempuran.
Dan juga persepsi diatas
memberi kita arah bahwa, sekalipun pertahanan dan keamanan bukan wewenang daerah
dalam rangka otonomi seluas-luasnya, akan tetapi pengembangan postur pertahanan
oleh pusat semestinya mendukung Negara demokrasi yang mampu melindungi hak
asasi manusia.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk membangun wacana yang lebih
konstruktif dalam menata Papua tanpa ada rasa takut masa lalu....”kalau bukan
sekarang, kapan lagi ? kalau bukan kitorang, siapa lagi ?? Tabea... Mahikai... Acem Akweii.. ****[End]
Artikel ini dapat juga di akses pada : http://www.tapanews.com/ dan artikel terkait lainnya : http://banundisimon.blogspot.com/2015/02/plan-to-build-regional-military-command.html