WELCOME TO MY PERSONAL BLOGER : "FOY, TABEA, TAOP SONG, MAHIKAI, SWEII, AMULE MENO, NAYAK, WAINAMBEY, ACEM AKWEI, ABRESO..!!

Minggu, Desember 14

"Andai Jokowi Natal Di Paniai"

Jokowi
Awal Desember 2014, Rakyat Papua dihebohkan dengan rencana kunjungan Presiden RI ke-7, Joko Widodo yang akan ke Jayapura pada, 27 Desember 2014 guna menghadiri perayaan Natal Nasional di Jayapura. Pendeta Lipius Biniluk selaku ketua panitia perayaan Natal Nasional ini menyebutkan panitia mulai bekerja untuk menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan natal nasional. Biniluk menyampaikan bahwa Natal Nasional akan menelan biaya setara Rp. 20 Miliyar, Natal sendiri dirilis oleh sejumlah media on-line akan digelar dilapangan Lanud Sentani, Jayapura. 

Sayangnya, belum sampai di 27 Desember 2014, pada 8 Desember 2014, rakyat Papua di Paniai berlumuran darah dalam tragedi mematikan, lima orang merenggang nyawa dan puluhan warga lainnya mengalami luka-luka serius akibat kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh aparat militer pemerintah dan polisi lokal di Kota Enarotali, Paniai. Di hari itu, 8 Desember 2014, Alpius Youw (17), Yulian Yeimo (17), Simon Degei (18), Alpius Gobay (17) dan Abia Gobay (28) harus tewas terkena tembakan senjata api yang diduga milik aparat polisi dan militer Pemerintah (TNI).


Sekitar empat dari lima korban adalah siswa SMA, insiden menjadi pukulan terburuk bagi kebanyakan mama - mama Papua, mereka mengalami situasi traumatis ketika anak-anak mereka yang dilahirkan untuk menempuh pendidikan dieksekusi secara sadis dengan peluruh dari senapan otomatis. Insiden ini kemudian oleh media on-line Suara Papua pada 8 Desember 2014 memberikan judul (headline news) dengan menyebutkan "kado natal Jokowi - JK, 5 warga paniai tewas tertembak".


Protes terhadap rencana natal Jokowi di Papua kemudian tersebar meluas, pada Kamis, 11 Desember 2014, tiga Pemimpin gereja masing-masing, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil/Kingmi (Pdt. Dr. Benny Giay). Ketua Umum Persekutuan Gereja -Gereja Baptis Papua (PGGBP) Pdt. Socrates Sofyan Nyoman dan Pdt. Selvi Titihalawa dari GKI memberikan konferensi pers "menolak dengan tegas rencana Presiden Jokowi menghadiri perayaan Natal Nasional di Papua.


Cerita protes Natal Nasional di Papua sesungguhnya bertolak dari pergumulan sosial mengenai tragedi mematikan yang terjadi di Paniai, pada 8 Desember 2014. peristiwa ini belum diungkap lewat proses investigasi hukum, tetapi pertanyaanya mengapa insiden itu harus terjadi dari rezim pemerintahan Jokowi - JK ? rezim pemerintahan yang baru ini menyimpan new hope bagi penyelesaian masalah Papua. apa yang akan dilakukan oleh Jokowi terhadap Paniai ? yang tinggal di Paniai adalah orang Indonesia yang juga ikut mendukung pemilihan Jokowi untuk Presiden RI ke-7.


"Andai Jokowi natal di Paniai" adalah apa yang bisa dilakukan oleh Jokowi sebagai pemimpin tertinggi militer dan Polisi Negara terhadap Paniai ? Jokowi mempopulerkan Kartu Indonesia Pintar untuk seluruh warga Negara Indonesia, tetapi apa yang terjadi jika anak-anak usia sekolah Di Paniai tidak dilindungi oleh kekuatan militer pemerintah justru sebaliknya dibantai secara brutal oleh peluruh dari senapan otomatis. Jokowi telah membelah kepentingan nelayan Indonesia dengan menenggelamkan kapal - kapal nelayan Vietnam, Thailand tetapi mengapa untuk Paniai tidak ada yang bisa dilakukan oleh sang Jokowi. 


Jokowi benar - benar mulai melakukan kesalahan - kesalahan yang fatal untuk pemerintahan yang baru, mulai dari menaikan harga BBM yang menghukum rakyat secara psikis hingga secara fisik membantai rakyat. ... Andai Jokowi Natal di Paniai adalah ujian bagi sejarah Jokowi di Tanah Papua. bisakah Jokowi mencontohi Gusdur mantan Presiden RI ke-3 untuk natal di Jayapura pada tahun 1999/2000, Almahrum Gusdur telah tiada, tetapi ada 1 pesan penting dari Gusdur yang akan diingat sepanjang masa, "...... anda boleh memafkan musuh mu, tetapi jangan pernah lupakan kesalahannya"


"andai jokowi natal di Paniai"



Sumber Posting : Diolah dari berbagai sumber berita media on-line dan pemikiran pribadi