WELCOME TO MY PERSONAL BLOGER : "FOY, TABEA, TAOP SONG, MAHIKAI, SWEII, AMULE MENO, NAYAK, WAINAMBEY, ACEM AKWEI, ABRESO..!!

Kamis, Oktober 13

“Mengenal Marshall Islands, Negara Yang Peduli West Papua”


Flag of the Marshall Islands
Terdiri dari 29 atol dan 5 pulau, Marshall Islands merupakan Negara kecil di gugus kepulauan Micronesia, Samudera Pasific. Marshall Islands (Kepulauan Marshal) adalah nama yang berikan oleh British Naval Captain (Kapten AL Inggris) Jhon Marshall pada tahun 1788, tetapi Marshall Islands tidak terus diokupasi menjadi daerah koloni inggris.

Pada tahun, 1885 Jerman pernah terlibat konfrontasi militer dengan Spanyol di Pulau ini, Spanyol takluk dan Jerman sempat menguasai Marshall Islands. 

Di tahun 1914 ketika mulai pecah World War I [Perang dunia pertama], Jepang masuk dan mengokupasi kepulauan Marshall, Jepang membangun based military di pulau ini yang mengakibatkan konflik militer harus pecah antara Jepang dan Armada tempur Amerika yang menggeserkan armada pertahanan ke pacific untuk dikuasai, nanti di tahun 1944 barulah US/Amerika sukses menggusur Jepang keluar dari Marshall Islands.

 
map_of_marshall_islands

Sewaktu Amerika menduduki Marshall Islands, berbagai kegiatan militer dioperasikan di kepulauan ini, terutama selama berlangsung perang dunia I – II bahkan hingga sampai saat ini, berbagai uji coba program senjata nuklir, bom hidrogen dan misil penghancur milik militer Amerika menjadi saksi bagi kepualan ini, terutama di pulau Bikini dan Eniwetok, kemungkinan juga Bom Atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasakhi Jepang 1945 dipasok dari Marshall Islands. 

Ditahun 1947, Marshall Islands resmi menjadi wilayah control administrasi Amerika sampai dengan tahun 1979 barulah US melepas control secara longgar untuk memerdekakan Marshall Islands menjadi state sougvernity Negara berdaulat.  dan seterusnya 1986, Pemerintah US dan Marshall Islands terlibat dalam penandatanganan “a compact of free association, yang mengisyaratkan Amerika tetap menggunakan beberapa pulau dari Marshall Islands sebagai basis untuk program – program militer dan pangkalan militer termasuk di pulau Kwajelin tetap dapat dimiliki oleh Amerika.     

Marshal Islands menjalankan ibu kota pemerintahannya di Atol Ebeye, yang berlokasi di pulau Majuro, bentuk pemerintahan Republik, mata uang US Dollar dan English sebagai bahasa resmi Negara serta lagu kebangsaan “Forever Marshal Islands”, Penduduk Negara ini diprediksi sekitar 25.500 jiwa.

Masalah Internal dan Kepedulian Terhadap West Papua
Marshall Islands adalah Negara yang cukup parah menghadapi masalah climate chances perubahan iklim yang dewasa ini menerpa bumi, sebagaian dari atol-atol kepulauan dari Negara ini terancam hilang dari peta dunia, beberapa pakar mengungkap diatas 2040 sebagian besar atol di Marshal Islands dapat lenyap. Tetapi pemerintah Negara ini mempunyai kepedulian yang besar sekali terhadap penduduk west Papua yang mengalami pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Ms. Hilda C. Heine (Foto IST.)
Hilda C. Heine, Presiden Marshall Islands adalah pemimpin yang mewakili kepulauan ini untuk bersuara terhadap United Nation terhadap apa yang dialami penduduk pribumi west Papua.
“karena pentingnya Human Rights bagi Negara kami, saya meminta dewan HAM PBB untuk menginisiasi investigasi yang kredibel atas pelanggaran HAM di West Papua....”

 

Demikian kutipan teks pidato, presiden Marshall Islands, secara prinsip mungkin saja Marshall Island berpandangan bahwa climate chances yang dihadapi negaranya bisa saja akibat dari pelanggaran hak-hak masyarakat di Papua terutama penebangan liar, perluasan hutan konservasi dan APL dari hutan lindung di Papua telah menimbulkan masalah mencairnya es dikutub yang lalu membawa bagi Negara-negara kepulauan di pacific.

Thank you Ms Heine and also our brothers and sisters in Marshall Islands, we always prayer for God to protect and blessed you all everytime, your support for the human rights who was make us to feels we are the realy brotherhood.***Black_Fox

Sumber Posting ini diolah dari berbagai sumber on-line media
hanya untuk persahabatan dan hak asasi manusia.