WELCOME TO MY PERSONAL BLOGER : "FOY, TABEA, TAOP SONG, MAHIKAI, SWEII, AMULE MENO, NAYAK, WAINAMBEY, ACEM AKWEI, ABRESO..!!

Rabu, Oktober 5

"Mengenal Tuvalu, Negara Yang Ikut Berbicara Tentang West Papua Di UN"

(The National Flag of Tuvalu) Doc.Ist
Tuvalu, adalah state (negara) berdaulat dengan bentuk pemerintahan "monarkhi konstitusional", ini merupakan salah satu negara kepulauan di Samudera Pasifik. Penduduk Tuvalu berasal dari kelompok  ras Polinesia, diperkirakan saat ini penduduk pribumi (indigenous peoples) di Tuvalu sekitar 10 ribu jiwa. Pulau Funafuti menjadi pusat pemerintahan Negara yang disebut sebagai Ibu Kota Negara Tuvalu.

Tuvalu adalah bekas jajahan Britania Raya/Inggris (UK),  yang baru memperoleh kemerdekaanya sebagai state berdaulat pada 1 Oktober 1978. Tuvalu memiliki mata uang (Kurs) yaitu, Dollars Australia (AUD) Tuvalu, lagu "Tuvalu Mo Te Atua" menjadi lagu kebangsan negara ini, dan bahasa resmi negara adalah "English" dan bahasa lokal penduduk Tuvalu.


Funafuti Atoll Intl Airport (IATA CODE: FUN)
Tuvalu dalam sejarah World War II, adalah wilayah yang pernah dipakai oleh US (America) sebagai basis tempur menghadapi kekuatan Jepang. tercatat pada bulan Oktober 1942, US Army menggunakan Funafuti island dan membangun lapangan terbang, bunker dan berbagai fasiliter militer lainnya disitu untuk menghadapi Jepang yang pada saat bersamaan tengah menguasai wilayah utara, Gilbert Islands (sekarang Negara Kiribati).


Nauty Primary School/Siswa SD Di Tuvalu (Foto Ist)
Tuvalu adalah negara yang memiliki atols paling menawan di dunia, dengan terdapatnya paling kurang enam atolls di wilayah ini.

Pada, 23 September 2016, Di New York, US, dalam UNGA (United Nation General Assembly), Tuvalu termasuk salah satu dari negara-negara lainnya tetangga west papua di pasific yang dengan tegas menyatakan keprihatinan mendalam atas pelanggaran HAM yang terjadi di West Papua sepanjang bergabung dengan RI.


Berikut kutipan teks pidato Perdana Menteri Tuvalu, Enele Sesene Sopoaga tentang West Papua di UN :

"Pelanggaran HAM Di West Papua dan kehendak mereka untuk mendapatkan Hak Penentuan Nasib Sendiri, adalah kenyataan. Kenyatan itu tidak boleh terus menerus diabaikan oleh Negara besar dan aula hebat ini. Badan ini harus memperhitungkan, tidak boleh mmebiarkan tindakan-tindakan yang bersembunyi dibalik topeng "non-intervensi" dan kedaulatan, sebagai alasan untuk tidak bertindak apa-apa".


Thank you, Ms Enele S. Sopoaga, we always pray for your country, your peoples as our brothers who lived in Tuvalu. God Blessed your sea, islands, the governance and all peoples. ***Black_Fox.

Notes: This posting taken from the source, wikipedia.org and the other on-line media.