WELCOME TO MY PERSONAL BLOGER : "FOY, TABEA, TAOP SONG, MAHIKAI, SWEII, AMULE MENO, NAYAK, WAINAMBEY, ACEM AKWEI, ABRESO..!!

Senin, September 25

"Apatisme Media Mengenai Dialog Jakarta - West Papua"



Foto : Ist
Ini merupakan kritisi terhadap pers dan media-media lokal serta nasional Indonesia mengenai apatisme mereka untuk menjadi independensi dalam penyaluran informasi.

Beberapa bulan ini, pasca Presiden RI Jokowidodo met dengan belasan elit tokoh dari Papua, disepakati sebuah pola penyelesaian masalah antara Jakarta dan Papua yaitu melalui sebuah dialogue yang diterjemahkan kemudian menjadi “dialog sektoral”.

Dalam ini (dialog) membicarakan masalah –masalah seperti bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, lingkungan hidup, kehutanan sebagai agenda dialog sektoral, hal berdasarkan ungkapan PR. Neles Tebay.

Pater Neles Tebay, berdasarkan sebuah sumber mengungkap, bahwa dia ditunjuk secara resmi dalam pertemuan di istana untuk menjadi person incharges dialogue between Jakarta and West Papua. Pers pun ramai-ramai menyeroboti berita ini layaknya ikan yang kelaparan ditengah kolam, entah publik menanti dengan antusias berita tersebut atau tidak, pokoknya Koran cetak maupun on-line patut menghebohkannya.


Perekembanganpun akhirnya berubah, pasca ULMWP berbicara soal menolak dialog sektoral juga kebebasan untuk menentukan nasib sendiri and pada General debate  of the 72nd session (UNGA), Negara berdaulat Solomon Islands, Diplomat mereka Mr. Manasseh Sogavare, (Prime Minister) said, The Solomon Island condemned consistent human rights violations in west Papua, he said adding that the people there had never been allowed to exercise their right to self determination.

And then Vanuatu Prime Minister, Charlot Salwai Tabimasmas appealed to the UN Human Rigths council to investigate violation in west papua.   

Sungguh ironi, Media-media lokal dan nasional di Papua Barat kemudian berdiam dari pemberitaan dialog di UN  Headquarters, New York city (US) September 12th 2017.  

So, Padahal, publik sangat berharap mangakses peluang dan pilihan mana yang akan digunakan dalam menyelesaiakan hubungan Politik, Jakarta dan  West Papua.  

Apabila media, terus berapatis demikian, media sesungguhnya mewakili dan berada dipihak mana? Andai media netral, di dalam pihak mana netral itu diposisikan. Media sendiri terakhir ini belum menginterview kalangan utama indigenous peoples di west Papua mengenai keinginan mereka apakah dialog sektoral dari Pemerintah Indonesia apakah-benar di setujui andai sosialisasi – sosialisasi telah dilakukan oleh Pater Tebay, and how to build the dialogue process.

Selanjutnya opsi mana yang akan digunakan Pemerintahan Jokowi, apakah mendengar permintaan dari sesame Negara, Solomon atau menolak permintaan pihak Negara-negara Pasifik mengenai bentuk penyelesaian hubungan Jakarta dan West Papua***_Black_Fox.